Wednesday, 13 February 2013

Permainan Tradisional Banyumas

Inilah Permainan Tradisional Banyumas :

Jonjang
Jonjang merupakan permainan rakyat yang digunakan untuk menghibur diri pada saat terjadi terang bulan di malam hari. Terdapat dua jenis jonjang, yaitu permainan dan pertandingan. Jenis permainan dilakukan oleh seorang atau lebih dalam bentuk tetembangan atau aktivitas fisik tertentu yang dilakukan secara bersama-sama. Sedangkan pertandingan adalah jenis jonjang yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang masing-masing berhadapan antara satu dengan lainnya dan terdapat unsur kalah-menang. Jonjang pernah berkembang di hampir seluruh wilayah kultur Banyumas.

Egrang
Egrang adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk tumpuan bawah bambunya agak besar.  Permainan Egrang sendiri sudah ada sejak dahulu kala dan merupakan permainan yang membutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh.  Anak – anak sekarang hanya beberapa orang anak saja yang mngenal dan mengerti Egrang, kalau ditanya sebagian besar anak anak menjawab tidak tahu adanya jenis permainan tradisional ini.
Bisa sangat dimaklumi karena memang anak jaman sekarang sudah mulai berganti dari permainan tradisional ke permainan yang dianggap lebih modern yang kebanyakan permainan elektronik.
 Permainan Egrang sendiri sangat unik  karena sangat dibutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh bila menaikinya, makanya tidak semua orang baik orang dewasa maupun anak anak bisa bermain Egrang. Bentu Egrang disesuaikan dengan pemakainya sesuai dengan umur si pemakai, bila yang bermain orang Dewasa  maka pembuatanya pun panjang dan tinggi, sedangkan untuk anak anak bentuk dan ukuranya pun pendek.

Kunclungan
 Menepuk, meninju, dan mengaduk air sungai hingga mengeluarkan nada .
Biasanya, mereka memainkan Kunclungan sembari melakukan aktivitas lainnya di Sungai Serayu seperti mencuci baju. Tidak mudah mengolah percikan air menjadi serangkaian bebunyian yang indah. Jika salah memainkannya, hanya akan terdengar suara cipratan tak menentu. Setiap gerakan tangan akan mengeluarkan bunyi yang berbeda. Ketika tangan menepuk air, akan terdengar suara yang agak tinggi. Bila tangan ditinjukan, akan terdengar suara seperti dentuman. Ketika suara-suara tersebut disatukan, akan menghasilkan alunan nada yang asyik didengar. Agar lebih meriah, Kunclungan bisa dimainkan oleh lebih dari 2 orang. Para pemainnya bisa bermain secara bersamaan ataupun bergantian.


Sripat
Permainan perorangan ini biasa diikuti oleh banyak anak. Masing-masing anak cukup berbekal batu pipih berdiameter sekitar 3 sampai 4 sentimeter. Tidak sulit mendapatkannya, karena batu-batu semacam ini banyak bertebaran di bibir atau di dasar sungai.
Batu-batu ini akan dilemparkan secara bergantian. Bukan sembarang melempar tentunya. Dalam lemparannya, pemain harus mampu membuat batu terpantul-pantul di permukaan air.  Lemparan yang menghasilkan pantulan terbanyak, adalah lemparan batu terbaik.
Ada trik khusus untuk melemparkan batu hingga terpantul beberapa kali di atas permukaan air. Batu kali yang pipih ini harus dilempar menyamping, agar tidak langsung tenggelam dan menghasilkan banyak pantulan.

Sliring Genting
 Permainan ini berkisah tentang seorang pencuri yang berpura-pura mendatangi sebuah rumah untuk meminta api. Namun, si empunya rumah yang curiga, akhirnya mengetahui bahwa tamu tak diundangnya, ternyata berniat mengambil pithik alias ayam miliknya.Para pemain akan berbaris di belakang si empunya rumah yang berada di barisan paling depan, berhadap-hadapan dengan si pencuri. Nah, si pencuri akan berupaya mengejar ayam yang ada di barisan paling belakang.
Sementara, mereka yang berbaris di belakang penjaga rumah berperan sebagai prajurit yang bertugas menjaga si ayam agar tak sampai jatuh ke tangan si begal alias si pencuri. Para prajurit ini harus pintar-pintar mengelak agar si begal kebingungan menangkap si ayam.

Dut-dut Kiradut
 Di beberapa tempat, permainan ini kerap disebut juga sebagai permainan Nenek Gerondong atau Cabut Ubi. Permainan ini bercerita tentang Bumbu Lading, seorang tamu yang hendak meminta ubi pada si empunya rumah.
Pada permainan ini, anak-anak duduk berbaris di belakang seorang pemain yang berperan sebagai si empunya rumah. Anak-anak yang duduk berbaris berperan sebagai ubi. Nah, si tamu harus berusaha mengambil ubi permintaannya dengan menariknya sendiri.
Tiap habis menarik ubi, si tamu akan meminta lagi pada si empunya rumah. Begitu seterusnya, hingga barisan ubi makin sedikit.
Dalam barisan ubi ini, ada seorang anak yang berperan sebagai tawon. Jika si tamu sampai salah menarik tawon ini, maka si tawon akan menyengat ubi-ubi yang lain. Istilahnya, jebakan tawon! Permainan akan berakhir jika tawon yang terlepas berhasil menyengat ubi-ubi yang berlarian.

SALAM WONG BANYUMAS..

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih telah membaca Artikel saya. Alangkah indahnya jika anda meninggalkan sebuah komentar.