Inilah Permainan Tradisional Banyumas :
Jonjang
Jonjang merupakan permainan rakyat yang digunakan untuk menghibur diri pada
saat terjadi terang bulan di malam hari. Terdapat dua jenis jonjang,
yaitu permainan dan pertandingan. Jenis permainan dilakukan oleh seorang
atau lebih dalam bentuk tetembangan atau aktivitas fisik tertentu yang
dilakukan secara bersama-sama. Sedangkan pertandingan adalah jenis
jonjang yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang masing-masing
berhadapan antara satu dengan lainnya dan terdapat unsur kalah-menang.
Jonjang pernah berkembang di hampir seluruh wilayah kultur Banyumas.
Egrang
Egrang adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk
tumpuan bawah bambunya agak besar. Permainan Egrang sendiri sudah ada
sejak dahulu kala dan merupakan permainan yang membutuhkan ketrampilan
dan keseimbangan tubuh. Anak
– anak sekarang hanya beberapa orang anak saja yang mngenal dan
mengerti Egrang, kalau ditanya sebagian besar anak anak menjawab tidak
tahu adanya jenis permainan tradisional ini.
Bisa
sangat dimaklumi karena memang anak jaman sekarang sudah mulai berganti
dari permainan tradisional ke permainan yang dianggap lebih modern yang
kebanyakan permainan elektronik.
Permainan Egrang sendiri sangat unik karena sangat dibutuhkan
ketrampilan dan keseimbangan tubuh bila menaikinya, makanya tidak semua
orang baik orang dewasa maupun anak anak bisa bermain Egrang. Bentu
Egrang disesuaikan dengan pemakainya sesuai dengan umur si pemakai, bila
yang bermain orang Dewasa maka pembuatanya pun panjang dan tinggi,
sedangkan untuk anak anak bentuk dan ukuranya pun pendek.
Kunclungan
Menepuk, meninju, dan mengaduk air sungai hingga mengeluarkan nada .
Biasanya, mereka memainkan Kunclungan sembari melakukan aktivitas
lainnya di Sungai Serayu seperti mencuci baju. Tidak mudah mengolah
percikan air menjadi serangkaian bebunyian yang indah. Jika salah
memainkannya, hanya akan terdengar suara cipratan tak menentu. Setiap
gerakan tangan akan mengeluarkan bunyi yang berbeda. Ketika tangan
menepuk air, akan terdengar suara yang agak tinggi. Bila tangan
ditinjukan, akan terdengar suara seperti dentuman. Ketika suara-suara
tersebut disatukan, akan menghasilkan alunan nada yang asyik didengar. Agar lebih meriah, Kunclungan bisa dimainkan oleh lebih dari 2 orang.
Para pemainnya bisa bermain secara bersamaan ataupun bergantian.
Sripat
Permainan
perorangan ini biasa diikuti oleh banyak anak. Masing-masing anak cukup
berbekal batu pipih berdiameter sekitar 3 sampai 4 sentimeter. Tidak
sulit mendapatkannya, karena batu-batu semacam ini banyak bertebaran di
bibir atau di dasar sungai.
Batu-batu ini akan dilemparkan
secara bergantian. Bukan sembarang melempar tentunya. Dalam lemparannya,
pemain harus mampu membuat batu terpantul-pantul di permukaan air.
Lemparan yang menghasilkan pantulan terbanyak, adalah lemparan batu
terbaik.
Ada trik khusus untuk melemparkan batu hingga
terpantul beberapa kali di atas permukaan air. Batu kali yang pipih ini
harus dilempar menyamping, agar tidak langsung tenggelam dan
menghasilkan banyak pantulan.
Sliring Genting
Permainan ini berkisah tentang
seorang pencuri yang berpura-pura mendatangi sebuah rumah untuk meminta
api. Namun, si empunya rumah yang curiga, akhirnya mengetahui bahwa tamu
tak diundangnya, ternyata berniat mengambil pithik alias ayam miliknya.Para
pemain akan berbaris di belakang si empunya rumah yang berada di
barisan paling depan, berhadap-hadapan dengan si pencuri. Nah, si
pencuri akan berupaya mengejar ayam yang ada di barisan paling belakang.
Sementara, mereka yang berbaris di belakang penjaga rumah
berperan sebagai prajurit yang bertugas menjaga si ayam agar tak sampai
jatuh ke tangan si begal alias si pencuri. Para prajurit ini harus
pintar-pintar mengelak agar si begal kebingungan menangkap si ayam.
Dut-dut Kiradut
Di beberapa tempat, permainan ini
kerap disebut juga sebagai permainan Nenek Gerondong atau Cabut Ubi.
Permainan ini bercerita tentang Bumbu Lading, seorang tamu yang hendak
meminta ubi pada si empunya rumah.
Pada permainan ini,
anak-anak duduk berbaris di belakang seorang pemain yang berperan
sebagai si empunya rumah. Anak-anak yang duduk berbaris berperan sebagai
ubi. Nah, si tamu harus berusaha mengambil ubi permintaannya dengan
menariknya sendiri.
Tiap habis menarik ubi, si tamu akan meminta lagi pada si empunya rumah. Begitu seterusnya, hingga barisan ubi makin sedikit.
Dalam barisan ubi ini, ada seorang anak yang berperan sebagai tawon.
Jika si tamu sampai salah menarik tawon ini, maka si tawon akan
menyengat ubi-ubi yang lain. Istilahnya, jebakan tawon! Permainan akan
berakhir jika tawon yang terlepas berhasil menyengat ubi-ubi yang
berlarian.
SALAM WONG BANYUMAS..
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih telah membaca Artikel saya. Alangkah indahnya jika anda meninggalkan sebuah komentar.